Jalan Pintas Menuju Wisuda tentunya tak ada yang lebih baik dari menggunakan Jasa Bimbingan yang terpercaya. Hal ini karena Skripsi merupakan perjuangan terakhir dan terberat mahasiswa untuk meraih gelar sarjana.
Tidak mengherankan, kepuasan tertinggi yang dirasakan mahasiswa adalah ketika akhirnya mampu menyelesaikan skripsi dan maju sidang. Namun, tidak semua mahasiswa pantang menyerah dan rela jatuh bangun untuk menyelesaikan skripsi. Adapula mahasiswa yang mengambil jalan pintas dengan memanfaatkan jasa pembuat skripsi.
Mengapa Mengambil Jalan Pintas?
Salah satu penyedia jasa pembuatan tesis yang tidak mau disebutkan namanya mengaku telah menekuni bidang ini sejak 2007. Dia mengungkap, penyediaan jasa ini bermula dari seorang mahasiswa yang tengah mengerjakan skripsi miliknya di kawasan Jakarta Selatan.
Mahasiswa tersebut mengeluh karena mengalami kesulitan dalam mengerjakan skripsi tersebut dan meminta bantuan kepadanya.
"Saya bingung, tapi saya coba pelajari. Setelah saya pelajari, saya pun membantu anak itu untuk menyelesaikan skripsinya," ujar penyedia jasa tersebut kepada Okezone belum lama ini.
Kemudian, dia pun sering diminta tolong untuk mengerjakan skripsi. Namun, dia menyebut, tidak pernah bermaksud untuk mengomersialkan "bantuannya" tersebut.
"Awalnya cuma untuk membantu karena saya kasihan. Tapi karena saya butuh uang untuk hidup, ya, dilanjutkan hingga sekarang," paparnya.
Kliennya berasal dari berbagai kampus di Jakarta baik negeri maupun swasta. Bahkan tidak hanya mahasiswa S-1 dan S-2, ada dosen yang pernah menjadi kliennya.
"Ada juga dosen yang ingin bikin thesis atau disertasi untuk S-2 atau S-3-nya," tuturnya.
Dia menyatakan, telah menerima permintaan pembuatan skripsi dari berbagai jurusan.
Ada jurusan Ekonomi, Manajemen, dan Komunikasi. Namun, dia mengaku lebih memilih mengerjakan skripsi mahasiswa yang menggunakan metode penelitian kualitatif maupun kuantitatif.
"Kalau kuantitatif tidak terlalu ribet. Dua-tiga hari juga selesai. Tapi kalau kualitatif tidak bisa diburu-buru. Sementara mahasiswa kan suka dadakan mau ketemu dosen untuk konsultasi.
Pokoknya kalau memang lagi enggak ribet dan banyak kerjaan, ya saya mau saja terima yang kualitatif," ungkapnya.(rfa)
Referensi: okezone.com